Rabu, 03 November 2010

ISD BAB 6


Nama      : Ambrosius Nurhadi Prasetyo

N P M     : 10110601

Kelas      : 1KA26


FUNGSI ELITE DALAM MEMEGANG
STRATEGI

Fungsi elite dalam memegang strategi secara garis besar sebagai berikut :
1.      Elite Politik (elite yang berkuasa dalam  mencapai tujuan. Yang paling berkuasa biasanya disebut elite segala elite).
2.      Elite Ekonomi, Militer, Diplomatik dan Cendekiawan (mereka yang berkuasa atau mempunyai pengaruh dalam bidang itu).
3.      Elite Agama, filsuf, pendidik, dan pemuka masyarakat.
4.      Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis, seperti: artis, penulis, tokoh film, olahragawan dan tokoh hiburan dan sebagainya.
Elite dari segala elite dapat menjalankan fungsinya dengan  mengajak para elite pemeganh strategi di tiap bidangnya untuk bekerja sebaik-baiknya.

*Sumber Buku Cetak ISD MKDU, Gunadarma


      Massa atau crowd adalah suatu bentuk kumpulan (collection) individu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa berjumlah orang banyak dan berlangsung lama.

      Massa di wakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam  perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers atau mereka yang berperan serta dalam suatu  migrasi dalam  arti luas. 

Pengertian Massa menurut Gustave Le Bon :
Bahwa massa itu merupakan suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sementara pula. Misal orang yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat bioskol\p dan lain sebagainya.

*sumber:http://www.mizan-poenya.co.cc/2010/08/makalah-psikologi-sosial.html


Studi Kasus : Kelompok 5
     Kancah dunia perpolitikan yang terjadi di Indonesia dengan sistem multi partai yaitu 36 partai, ternyata tidak mempunyai pengaruh besar terhadap dinamika perpolitikan lokal Kampung Cikadongdong. Walaupun keadaan nyata yang terjadi di luar adalah Partai Golkar sebagai pemenang dalam Pemilu, tetapi masyarakat Kampung Cikadongdong tetap teguh terhadap pilihan mereka, yaitu mayoritas mereka memilih Partai Persatuan Pembangunan sebagai pilihan mereka. Hal ini disebabkan selain partai tersebut dilambangkan Ka’bah sebagai tolok ukur utama tentang Islam, tetapi juga disebabkan karena sebagian besar dari mereka memilih dengan mengikuti pilihan dari tokoh masyarakat yang dianggap disegani oleh warga setempat karena pengaruh dari tokoh masyarakat di bidang religi tersebut yang sangat kuat, sehingga masyarakat lebih memilih untuk mengikuti pilihan dari tokoh masyarakat yang ada.

*sumber: http://erurily.blogspot.com/2009/10/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat_31.html

Opini: Menurut saya, kejadian seperti di Kampung Cikadongdong patut untuk kita tiru. Karena masyarakat Kampung Cikadongdong masih memegang teguh kebiasaan adatnya. Dalam kejadian di atas masyarakat Kampung Cikaongdong mayoritas memilih Partai Persatuan Pembangunan tetapi dalam pemilu ternyata Partai Golkarlah yang menjadi pemenangya.Masyarakat di kampung ini tidak kecewa tetapi mereka mau menerima kekalahan dan bersikap teguh atas pilihannya. Mungkin kita sudah melihat kejadian seperti ini di televisi namun pihak yang kalah tidak mau menerima kekalahannya dan melakukan aksi protes bahkan sampai aksi brutal seperti melakukan aksi pembakaran dan lain-lain. Seharusnya dengan kejadian seperti di Kampung Cikadongdong kita bisa menerima apapun hasilnya itu menang atau kalah dan kita tetap bersikap teguh atas pilihan kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar