Nama :
Ambrosius Nurhadi Prasetyo
NPM :
10110601
Kelas :
2KA30
Kelompok 1
Kelompok 1
Tokoh
Otokratis
Mobutu
Sese Seko (Presiden Zaire 1965-1997)
Joseph Desire Mobutu lahir 14 Oktober
1930 di kota Lisala, Republik Demokratik Kongo (sebelumnya dikenal sebagai Kongo Belgia) sebagai bagian dari suku Ngbandi. Nama ini kemudian ia ganti
menjadi Mobutu atau Joseph Mobutu-Sese Seko, Makna dari nama
barunya adalah sangat agung. Itu karena ia menganggap dirinya ksatria
kukuh yang dikaruniai keterampilan, kecerdikan, dan sanggup memenangkan segala
macam pertempuran.
Namun, citra namanya jauh sekali
dengan perangainya semasa 30 tahun pemerintahannya. Buktinya, hanya empat tahun
setelah bergabung dengan pergerakan nasionalis (1956), ia sudah berani mengkudeta pemerintahan nasionalis Patrice Lumumba, dan
menyatakan diri sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Kongo.
Pada tahun 1956 letjen Mobutu lagi-lagi
mengkudeta Presiden Kasavubu. Hal ini di lakukan karena ia tidak senang ada
ketegangan antara Presiden Kasavubu dan Perdana Menteri Moise Tschombe. Mobutu lalu mendeklarasikan diri sebagai
penguasa Kongo hingga lima tahun
kedepan. Sejak saat itu ia menjadi orang yang paling berkuasa di Kongo hingga
dipilih secara resmi pada tahun1970.
Satu tahun kemudian Mobutu mengganti nama
Zaire menjadi Republik Zaire (1971). Ia lalu melancarkan kampanye anti-Eropa dan gencar mengkampanyekan budaya Afrika. Dari peristiwa inilah Mobutu mengganti namanya dari Dari Joseph
Desire Mobutu menjadi Mobutu Sese Seko.
Pada tahun 1977 ia ditekan untuk memperbolehkan perusahaan-perusahaan
Eropa berbisnis kembali di Zaire. Sadar bahwa pemerintahannya nyaris lumpuh, ia
kemudian meminta bantuan Belgia untuk
memerangi pemberontak di Provinsi Katanga. Beruntung, Mobutu masih bisa memepertahankan posisinya.
Ia terpilih lagi menjadi presiden Republik Zaire.
Tapi kedudukan inilah yang membuat Mobutu
melakukan kleptokrasi atau sebuah bentuk administrasi publik yang menggunakan uang yang berasal dari publik untuk memperkaya diri sendiri.
Tidak hanya itu Mobutu juga melakukan nepotisme, dimana ia memberikan jabatan
pemerintah dan militer kepada kerabat dekatnya dan sesama suku Ngbandi. Ia juga menjadikan puteranya, Nyiwa, menjadi
"putra mahkota" untuk menggantikan beliau sebagai presiden, namun,
rencana ini berantakan akibat kematian Nyiwa akibat penyakit AIDS tahun 1994.
Awal tahun 1990-an ekonomi Zaire tak kunjung membaik dan sejumlah
perlawanan diarahkan kepadanya. Salah satu kelompok anti-Mobutu dari kalangan
pemerintahan dipimpin oleh Laurent Monsengwo dan Etienne Tshisekedi Kelompok Tutsi berhasil menguasai wilayah timur Zaire.. Kelompok Tutsi tak lain adalah oposan lama Mobutu.
Perlawanan dilakukan karena Mobutu pernah memberi keleluasaan pada etnis Hutu
utnuk melakukan genosida (pembunuhan massal) di Rwanda tahun 1994.
Tanggal 16 Mei 1997, kelompok pemberontak Tutsi dan kelompok lain
anti-Mobutu berkoalisi membentuk Kelompok Pembebasan Demokrasi Kongo-Zaire.
Mereka berhasil menguasai Kinshasha. Laurent Desire Kabila muncul sebagai presiden baru. Nama Zaire dikembalikan
lagi menjadi Kongo atau Republik Demokrasi Kongo. Mobutu mengungsi ke Togo. Setelah itu tinggal di Rabat, Maroko. Pada
tahun yang sama (1997) ia meninggal karena penyakit kanker prostat yang
merupakan salah satu penyakit yang ia derita.
*Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Mobutu_Sese_Seko